STEREOKIMIA
A.
Konfigurasi Mutlak dan relatif
Konfigurasi mutlak penentuannya
didasarkan oleh urutan penataan keempat gugus disekitar suatu atom karbon kiral. Sedangkan konfigurasi
relatif cara penentuannya didasarkan oleh perbandingan dengan senyawa pembanding.
Pada konfigurasi relatif, untuk golongan karbohidrat pembandingnya
D-gliseraldehida dan golongan Asam amino pembandingnya D-alanina. Konfigurasi
mutlak memiliki sepasang
enantiomer dan mempunyai konfigurasi yang berlawanan. Misalnya, (+) gliseralhida
dan (-)gliseralhida mempunyai konfigurasi yang berlawanan. Tetapi formula mana
yang menyatakan enantiomer dekstrorotatori dan yang mana yang levorotatori.
Sistem tata nama isomer optik diperkenalkan
Chan-Ingold-Prelog yang menglasifikasikan atom C kiral sebagai R atau S. Sistem
tata nama ini sering dinamakan konfigurasi mutlak/absolut. Contohnya
(2R,3S)-2,3 dibromo pentana. Pada tulisan ini tidak akan dijelaskan aturan
penamaan R dan S, tetapi para pembaca dapat membacanya di literatur organik
tingkat kuliah. Dengan sistem tata nama ini diperkenalkan dua klasifikasi
stereoisomer, yaitu enantiomer dan diastereoisomer. Definisi dari enantiomer
dan diastereoisomer sedikit rumit tetapi akan dijelaskan secara sederhana.
(2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2S,3R)-2,3 dibromo pentana
(2R,3S)-2,3 dibromo pentana dan (2R,3R)-2,3
dibromo pentana
Dalam sistem (R) dan (S), gugus-gugus diberi urutan prioritas, dengan
menggunakan perangkat aturan yang sama seperti yang digunakan dalam sistem (E)
dan (Z), hanya saja urutan prioritas ini digunakan dengan cara sedikit berbeda.
Untuk memberikan konfigurasi (R) atau (S)
kepada suatu karbon kiral:
1) Urutkan
keempat gugus (atau atom) yang terikat pada karbon kiral itu menurut urutan
prioritas aturan deret Chn-Ingold-Prelo.
2) Proyeksikan molekul itu sedemikian sehingga
gugus yang berprioritas rendah berarah
ke belakang.
3) Pilih
gugus dengan prioritas tertinggi dan tarik suatu anak panah bengkok ke gugus dengan prioritas tertinggi
berikutnya(next highest).
4) Jika
panah ini searah dengan jarum jam, maka konfigurasi itu adalah (R). Jika arah anak panah berlawanan dengan
jarum-jam, konfigurasi itu (S).
Sebagai ilustrasi di ambil
enantiomer-enantiomer 1-bromo-1-kloroetana.
1) Urutkan
keempat gugus. Disini urutan prioritas keempat atom itu adalah menurut nomor
atomnya : Br (tertinggi), Cl, C, H (terendah).
2) Gambar
proyeksi dengan atom berprioritas rendh (H) ada di belakang (atom ini tertutup
oleh atom karbon dalam proyeksi di bawah ini).
3) Tarik
anak panah dari atom berprioritas tertinggi (Br) ke atom berprioritas tertinggi
kedua (Cl).
4) Berikan
(R) dan (S). perhatikan bagaimana singkatan (R) dan (S) dimasukkan dalam
penamaan.
Pada
Konfigurasi relatif dan mutlak memiliki beberapa aturan yang berguna untuk
memperjelas konfigurasi mutlak dan relatif. Semua aturan berprioritas pada
nomor atom.
B.
Pemisahan campuran resemik
Dalam pemisahan resemik dapat
digunakan dengan berbagai cara, yang pertama bisa dengan cara mekanik, dalam
pekerjaanya dapat dilakukan apabila zatnya mempunyai bentuk Kristal tertentu, D
dan L mempunyai beyangan terhadap lainnya. Kedua dapat dilakukan dengan cara
biokimia, dalam percobaan Pasteur kerusakan yang terjadi pada satu dari dua
entatiomer dapat dilakukan oleh mold atau bakteria bahkan oleh organisme organisme
yang lebih tinggi. Selanjutnya dapat dilakukan dengan cara menggunakan senyawa
senyawa yang aktip optik, jika basa yang aktip optik (alkaloid) seperti
I-morhpine, I-kuinin, atau I-brucin ditambahkan pada campuran di-asam akan
membentuk dua buah garam yang tidak enantiomer melainkan diastereoisomer.
Dalam laboratorium pemisahan fisis suatu
campuran rasemik menjadi enantiomer-enantiomer murni disebut resolusi (atau resolving) campuran rasemik itu. Pemisahan natrium amonium
tartarat rasemik oleh pasteur adalah suatu resolusi campuran tersebut. Adalah
suatu gejala yang yang sangat jarang bahwa enantiomer-enantiomer mengkristal
secara terpisah, jadi cara pasteur tak dapat dianggap sebagai suatu teknik yang
umum. Karena sepasang enantiomer itu menunjukkan sifat-sifat kimia dan fisika
yang sama, mereka tak dapat dipisahkan oleh cara kimia atau fisika biasa.
Sebagai gantinya, ahli kimia terpaksa mengandalkan reagensia kiral atau katalis
kiral (yang hampir selalu berasal dari dalam organisme hidup).